Senin, November 12, 2007

Berkorban Karena Kasih

Di sebuah kerajaan Inggris pada abad pertengahan hiduplah seorang pelayan yang bekerja pada sebuah keluarga bangsawan Inggris di daerah yang sangat terpencil dan terasing. Pelayan ini bernama John. Ia bekerja dengan tulus hati melayani keluarga bangsawan itu. Perilaku keluarga bangsawan itu sangat kasar kepada setiap orang. Tidak ada warga desa di sekitar yang merasa senang bertemu dengan keluarga bangsawan itu. Selalu saja ada makian, tipu muslihat dan tindakan kasar yang diterima oleh warga desa karena keegoisan dan kesombongan keluarga bangsawan itu. John telah bekerja sebagai pelayan di rumah bangsawan itu semenjak ia masih berumur 10 tahun. Sekarang umurnya telah menginjak 38 tahun. Selama itu pula ia selalu mendapat perlakuan kasar dari majikannya. Walaupun ia diperlakukan semena-mena, ia tetap bekerja dan melayani mereka dengan tulus. Tidak ada rasa benci di benaknya, ia justru merasa lebih mengasihi majikannya karena ia merasa kasihan melihat perilaku majikannya. Sudah banyak bekas luka yang terukir di tubuhnya akibat perlakuan kasar majikannya. Hampir setiap hari ia menerima perlakuan kasar, entah itu dicambuk, ditendang, atau dipukul dengan besi membara. Sudah banyak luka yang membekas di sekujur tubuhnya, tetapi tidak satupun luka yang membekas di hatinya. Di dalam hati kecilnya ia selalu berharap bisa melihat semua keluarga majikannya bertobat dan mengubah perilaku mereka yang semena-mena dan tidak memikirkan orang lain. Ia selalu berdoa untuk pertobatan keluarga majikannya.

Pada suatu ketika datanglah sekelompok pasukan berkuda yang bersenjatakan lengkap mengepung kastil tempat keluarga bangsawan itu tinggal. Komandan dari pasukan berkuda itu adalah Sir Iblisious. Sir Iblisious terkenal akan kebringasannya dalam membantai keluarga bangsawan di kerajaan Inggris pada masa itu. Bangsawan itu dengan ketakutan segera menyelamatkan dirinya dan keluarganya ke sebuah ruangan bawah tanah rahasia yang terletak di bawah kastil itu. John yang melihat kejadian itu segera membantu keluarga majikannya menyelamatkan diri. Setelah membantu keluarga bangsawan itu, ia segera meninggalkan mereka dan menutup pintu rahasianya. Keluarga bangsawan itu mencemooh John yang mereka anggap bodoh tidak ikut bersembunyi seperti mereka. John sadar ketika itu bahwa Sir Iblisious akan meruntuhkan kastil itu kalau ia tidak berhasil menemukan bangsawan itu. Kalau hal itu terjadi maka pintu rahasia tempat persembunyian akan ketahuan. Karena kasihnya yang tulus kepada keluarga majikannya, ia pergi menyelinap ke kamar majikannya, lalu mengganti pakaiannya dengan pakaian majikannya dan menyamar seolah-olah ia adalah bangsawan yang dicari oleh Sir Iblisious.

Ia keluar dari tempat persembunyiannya dengan pakaian ala bangsawan. Dengan segera ia ditangkap dan disiksa oleh pasukan Sir Iblisious dengan ganas dan beringas. Teriakannya menggema di atap-atap kastil. Cambukan, sayatan pedang, pukulan, dan penyiksaan yang diterimanya mengalunkan nada kesakitan menyayat hati yang merambat di setiap batu yang menyusun kastil itu. Hawa kematian sangat terasa di kastil itu. Keluarga bangsawan yang bersembunyi di bawah kastil itu berpikir bahwa itu adalah akibat kebodohan pelayannya itu.

Ketika John sudah menghembuskan nafasnya yg terakhir, Sir Iblisious beserta pasukannya meninggalkan kastil itu dengan rasa puas. Ketika keluarga bangsawan itu merasa bahwa keadaan sudah aman, mereka keluar dari tempat persembunyian mereka seperti seorang pengecut. Ketika mereka melihat apa yang telah terjadi dengan pelayannya yang setia, mereka melihat penderitaan yang amat sangat sadis sekali, tetapi ia melihat sebuah senyum terukir di muka John yang sudah tidak berbentuk.

Saat itu mereka menyadari bahwa pelayannya yang setia sudah menggantikan posisi mereka. Mereka merasakan bahwa senyuman itu banyak menceritakan rasa tulus dan kemenangan John di atas pengorbanannya. Senyuman itu menampakkan kepuasan John bahwa ia telah menyelamatkan majikan yg ia kasihi. Senyuman itu mengungkapkan kasih yang tak terbayarkan.

Yesus yang rela menderita dan mati di kayu salib bagi

manusia telah memenangkan kita atas dosa-

dosa kita. Apa yang berani kamu bayar untuk kasihnya itu?

Tidak ada komentar:

Bagaimana Tuhan menyapa anda?

Begitu banyak kisah-kisah manusia yang sering dilupakan oleh orang. Namun, Tuhan akan selalu memegang anda setiap saat.