Kamis, November 15, 2007

RENCANA TUHAN PASTI YANG TERBAIK


Kebanyakan orang menghabiskan 58 menit dalam satu jam untuk hidup di masa lalu dengan penyesalan atas kegembiraan yang hilang, atau perasaan malu atas hal-hal yang tidak mereka lakukan dengan baik (keduanya sama sekali tak berguna dan melemahkan) atau di masa depan yang kita rindukan atau takuti.

Salah satu pendapat mengatakan bahwa lebih baik untuk menerima setiap menit sebagai suatu muzizat yang tak terulangi, yang memang demikian sesungguhnya – suatu muzizat, dan tak terulangi. Yang sudah berlalu hanyalah menjadi sejarah. Menjalani hidup dengan pasrah kepada Tuhan dapat mengurangi rasa sesal atas kejadian yang sudah berlalu atau rasa takut akan suatu kejadian yang diprediksi akan terjadi. Tuhan selalu punya rencana yang terbaik bagi anak-Nya. Kadang kita melihat rencana itu sebagai kesialan atau kerugian, tapi kita tidak menyadari bahwa itu adalah yang terbaik bagi kita. Apakah kita masih meragukannya?

Melayani dalam Kasih

Seorang putri bangsawan kaya keluar dari sebuah hotel mewah di London. Ia baru saja ikut santap malam dan acara dansa sepanjang petang dalam malam amal untuk mencari dana untuk anak-anak miskin yang berkeliaran di jalanan.

Ketika ia baru saja akan masuk ke mobil Rolls Royce-nya, seorang anak jalanan yang dekil dan kumal mendekatinya dan merengek, “Nyonya, maukah memberi saya uang sedikit, sudah dua hari saya belum makan.” Putri itu meloncat mundur menjauhi anak itu. Lalu dengan perasaan jijik putri itu berkata, “Kau anak keparat, tidak tahu terimakasih!”. “Tidak tahukah engkau bahwa sepanjang malam saya sudah berdansa demi kalian?”

Banyak orang melayani Tuhan, hanya bagian luarnya saja, tetapi tidak dengan segenap hatinya. Kita bisa memberi tanpa kasih, tetapi kita tidak bisa mengasihi tanpa memberi.

Perspektif!!

Perspective (Sudut Pandangan) Di dalam kehidupan setiap manusia, jika dia ingin maju dan mempunyai kehidupan yang berarti, dia harus banyak belajar mengenai hikmat. Salah satu bagian dari hikmat yang harus kita pelajari yaitu, mengenai perspective atau sudut pandangan. Suatu contoh, jika saya menganggap saudara sebagai teman baik, maka jika kita berdua akan bertemu, akan ada perasaan yang hangat di hati dan rasa positif. Tetapi jika saya menganggap saudara sebagai musuh atau kompetisi, maka akan ada perasaan yang negatif dan kurang menyenangkan di hati. Semua itu tergantung dari sudut pandangan kita melihat sesuatu. Ada 2 orang yang dipenjara, suatu malam kedua orang itu berdiri di dekat jendela, melihat keluar melalui jeruji besi, yang satu melihat tanah yang becek dan yang satunya melihat bintang-bintang di langit. Kita dapat pastikan bahwa, yang melihat tanah becek adalah yang tidak berpengharapan, sedangkan yang melihat bintang-bintang di langit adalah orang yang masih dapat melihat bahwa ada pengharapan di dalam hidup ini, walaupun betapa buruknya situasi yang sedang dihadapinya. Di dalam usaha mengejar kepenuhan di dalam hidup ini, segalanya tergantung daripada bagaimana kita melihat segala sesuatu. Juga kebiasaan kita dalam melihat segala sesuatu. Dasar pandangan yang kita punyai di dalam melihat diri sendiri, orang lain, hidup, dunia dan Tuhan. Ini memegang peranan yang besar sekali. Sebab itu sudah jelas, jika kita ingin berubah dan bertumbuh, kita harus sadar bagaimana sudut pandangan kita di dalam melihat sesuatu yang kita hadapi dan bersedia untuk mengadakan perubahan jika perlu dan belajar untuk seimbang di dalam segalanya agar kita mendapat hikmat. Tetapi orang yang tidak mau memperhatikan cara dia melihat atau sudut pandangannya yang banyak salah, akan tidak bertumbuh di dalam hidupnya dan akan melakukan kesalahan yang sama terus menerus. Kita seringkali takut melihat masalah yang ada di hadapan kita. Ketakutan itu sebenarnya disebabkan oleh cara kita memandang masalah itu. Kalau kita menganggap masalah itu terlalu besar, maka kita akan takut. Pada suatu waktu, tentara Israel menghadapi seorang raksasa yang bernama Goliat. Pada waktu mereka melihat Goliat, di dalam pandangan mereka, Goliat itu terlalu besar untuk dapat dikalahkan, maka hati mereka semua menciut dan tidak ada satu orangpun yang berani maju menghadapi Goliat. Padahal mereka adalah tentara-tentara yang terlatih untuk berperang. Kemudian datanglah Daud ke medan peperangan untuk menengok kakak-kakanya. Daud adalah seorang gembala yang masih muda pada waktu itu, di tangannya dia memegang umban atau ketapel, semacam aling-aling yang biasa dia gunakan untuk menembak binatang-binatang buas yang seringkali mengganggu kambing dombanya. Ketika Daud melihat Goliat yang menghujat Tuhan, dia terheran-heran mengapa tidak ada satu tentara Israelpun yang berani melawan Goliat. Sebab di dalam pandangan Daud, Goliat adalah sasaran yang empuk sekali, karena badannya terlalu besar maka kalau Daud tembak dengan aling-alingnya, tidak mungkin tidak mengena. Jadi di mata tentara Israel yang sedang ketakutan, Goliat itu terlalu besar untuk dikalahkan. Sedangkan di mata Daud yang berani, Goliat itu terlalu besar sebagai sasaran tembakan, niscaya akan meleset. Dari sini kita dapat melihat bahwa sudut pandangan kita dapat membuat kita ketakutan atau membuat kita berani. Sudut pandangan kita juga dapat membuat kita jengkel dan marah atau membuat kita bersyukur. Jim Smith pergi ke gereja minggu pagi itu. Ketika dia mendengarkan pemain organ memainkan sebuah lagu, dia mendengar organist itu kehilangan satu note dalam pembukaannya dan dia memejamkan matanya, merasa terganggu sekali. Sebentar kemudian dia melihat seorang teenager berbicara pada saat semua yang lain diam dan menundukkan kepala. Pada saat memberi persembahan, dia kesal sekali karena dia merasa usher itu memperhatikan berapa banyak dia menaruh uang di piring persembahan itu. Pada saat mendengarkan khotbah, dia menangkap pendetanya salah menggunakan kata-kata lima kali, pada waktu dia pulang dari gereja, dia mengomel dan berkata : ‘Saya tidak akan kembali lagi ke gereja itu, semua yang ada disana hanyalah orang-orang bodoh dan munafik’. Pada minggu yang sama, Ron Jones juga menghadiri kebaktian yang sama dimana Jim Smith berbakti. Pada saat Ron mendengarkan pemain organ itu memainkan lagu ‘A mighty Fortess ‘, hatinya tersentuh oleh keagungan lagu itu. Dia mendengar seorang teenager mengambil waktu untuk mengatakan bagaimana Tuhan membangun imannya. Hatinya bersyukur. Pada waktu memberi persembahan, hatinya bersukacita karena dia mengetahui bahwa gereja itu akan mengirim sebagian uang itu untuk memberi makan bagi orang-orang yang kelaparan di Nigeria. Pada saat dia mendengarkan pendeta berkhotbah, dia bersyukur sekali karena melalui khotbah hari itu banyak pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu dia terjawab pada saat itu. Pada waktu dia berjalan keluar dari gereja itu, hatinya bertanya : ‘Bagaimana mungkin ada orang yang tidak merasakan hadirat Tuhan di tempat itu ?’ Saudara-saudara, 2 orang menghadiri kebaktian di dalam gereja yang sama, pada waktu yang sama. Masing-masing mendapatkan apa yang mereka lihat menurut sudut pandangan masing-masing. Jadi kita dapat mengambil kesimpulan disini bahwa, perspektif kita di dalam melihat segala sesuatu itu penting sekali kita perhatikan. Karena kita dapat membenci seseorang atau mengasihi seseorang tergantung dari cara kita melihat dia. Jika cara kita melihat itu sudah salah, maka kita akan mengambil kesimpulan yang salah pada akhirnya. Sekarang marilah kita selidiki, dari manakah asalnya sudut pandangan kita itu ? Jikalau sudut pandangan itu begitu penting sehingga dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan, kebencian atau kesukaan, apatis atau semangat, untung atau rugi, darimanakah sumbernya yang membuat kita mempunyai sudut pandangan tertentu ? Sumbernya yaitu : di hati. Di dalam Amsal 4:23 dituliskan ‘jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan’. Dikatakan, ‘jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan…’, berarti, berhati-hatilah dan perhatikan apa yang masuk ke dalam hati kita. Karena dari dalam hati akan terpancar kehidupan. Apa yang masuk ke dalam hati kita, itulah yang kemudian akan terpancar ke luar. Jika hal-hal yang negatif yang masuk ke dalam hati kita, maka cara kita memandang segala sesuatu akan menjadi negatif. Jika kecurigaan yang ditanamkan ke dalam hati kita, maka cara kita memandang segala sesuatu akan penuh kecurigaan. Jika belas kasihan yang ditanamkan ke dalam hati kita, maka kita akan memandang dengan belas kasihan. Di dalam hati kita sekarang ini sudah ada perbendaharaan yang sudah ditanamkan oleh orangtua, lingkungan sekeliling, tradisi dan lain-lain sebagainya, yang membuat kita sekarang sudah mempunyai sudut-sudut pandangan tertentu di dalam melihat segala sesuatu. Yang perlu kita periksa, apakah cara kita memandang itu semuanya benar atau banyak yang salah. Sehingga kita dapat perbaiki yang salah dan pakai yang benar. Hati kita ini perlu kita selidiki sewaktu-waktu agar jangan mengumpulkan debu yang kadang-kadang masuk dikarenakan orang-orang yang bersalah kepada kita. Seperti Daud yang berdoa demikian : ‘Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku ; lihatlah, apakah jalanku serong dan tuntunlah aku di jalan yang kekal’.

Think about IT!!

Jika anda bertanya kepada seseorang, “Berapakah setengah dari delapan” dan dia menjawab, “Nol”, tanggapan anda yang pertama adalah “Itu salah!!” Dengan yakin anda memutuskan dan tidak mau ambil pusing.

Tapi berhentilah sejenak. Cobalah untuk berpikir secara sederhana. Pikirkanlah angka 8. Angka itu terdiri dari dua angka nol yang diletakkan satu di atas yang lain.

Coba lihat dari sisi yang berbeda: jika ditarik garis ke bawah melalui tepat di tengah angka 8, maka anda akan melihat dua angka 3 yang saling berhadapan. Dari sudut pandang itu, setengah dari angka delapan adalah 3.

Dengan mengambil sudut pandang baru dan melihatnya secara berbeda, kita bisa mendapatkan berbagai penemuan baru. Kita bisa menggabungkan ide lama sedemikian rupa dan menemukan suatu masukan baru. Dari sudut yang berbeda kita menemukan sisi lain yang kadang tidak pernah terpikirkan oleh kita. Ide baru selalu berawal dari konsep yang sederhana, tapi kadang kita menganggap itu sebagai ide cemerlang yang kompleks. Memulai sesuatu yang baru dengan ide-ide yang kompleks tanpa dasar yang kuat lebih beresiko untuk mengalami kegagalan. Lebih mudah untuk memulai dengan ide sederhana lalu kita memodifikasi sedikit demi sedikit untuk membangun dasar yang kuat. Melihat secara sederhana dari sudut lain dapat selalu menguji ide sederhana yang ingin kita bangun.

Belajar dari kisah KAKA

"I belong to Jesus"


Lahir di Brasilia tahun 1982 dengan nama Ricardo Izecson dos Santos Leite, Kaka lahir dari sebuah keluarga penginjil yang kaya raya. Namun hal itu tidak membuat ia menjadi sombong dengan mengandalkan kekayaan keluarganya, ataupun mengikuti jalan hidup keluarganya dengan menjadi penginjil. Kaka punya jalannya sendiri dan caranya sendiri.

Sejak kecil ia sangat menyukai sepakbola, bahkan dalam usia remaja ia menjadi pemain yang cukup terkenal di daerahnya dengan bermain sebagai pemain cadangan di klub San Paulo.Namun pada usia 18 tahun sebuah bencana terjadi, ia mengalami cidera punggung yang serius saat sedang berenang. Dokter mengatakan ia tidak bisa bermain sepakbola lagi, bahkan kemungkinan besar akan lumpuh akbibat cidera itu. Tidak ada tindakan operasi atau terapi yang bisa menyelamatkannya.

Hidup Kaka hancur berantakan saat itu, kecintaannya pada sepakbola demikian besar, kini semua harus berakhir, bahkan sisa hidupnya harus diisi dengan menjalani kelumpuhannya. Namun Kaka tahu kemana ia harus minta tolong saat dokter sudah angkat tangan. Kaka bergumul dengan Tuhan, tak putus-putusnya ia berdoa memohon kesembuhannya. Ia bernazar pada Tuhan, bila ia sembuh dan dapat bermain sepakbola lagi, ia akan mempersembahkan seluruh prestasinya itu pada Tuhan Yesus.

Dan keajaibanpun terjadi, setahun setelah kecelakaannya itu tepatnya tahun 2001, Tuhan menyembuhkannya, ia sembuh total dari sakitnya. Bahkan ia dapat merumput bermain sepakbola lagi. Tuhan juga memberikan hadiah bonus, ia tidak lagi menjadi pemain cadangan melainkan menjadi pemain utama dan andalan dalam klubnya.

Tuhan membuat permainan Kaka menjadi begitu hebat sehingga manager tim nasional Brazil terpikat akan permainannya, dan memanggil Kaka untuk mengenakan baju kebesaran tim Brazil, emas dan hijau, dipercaya untuk bertarung di piala dunia 2002.

Dari sekian banyak bakat baru bersinar di Brazil, ia hanyalah seorang pemain muda yang belum setahun membela klubnya, namun sudah dipanggil masuk tim nasional. Bagi Kaka itu adalah keajaiban dan anugerah yang besar baginya.

Walaupun dia hanya jadi pemain cadangan dan duduk dipinggir lapangan menonton pertandingan para seniornya di Piala Dunia, namun Kaka sudah sangat senang dapat ikut serta dalam kompetisi sebesar Piala Dunia. Kaka tidak menyadari Tuhan sedang menyediakan keajaiban lainnya bagi dia. Beberapa pertandingan berjalan begitu keras bagi Brazil, sehingga
beberapa pemain bintang harus disimpan karena cidera. Datanglah kesempatan bagi Kaka untuk turun membela timnya. Di bawah pembelaannya Brazil pun menang,peristiwa legendaris yang menggemparkan dunia itupun terjadi, Kaka mengangkat seragamnya dan di baliknya ada sebuah tulisan yang menggegerkan, kaos putih itu bertuliskan "I Love Jesus".

Itu terus dilakukannya setiap kali teman-temannya merayakan gol. Dan akhirnya Brazil pun memenangkan Piala Dunia 2002, setelah menaklukan Jerman di final dengan skor 2-0. Dalam parade kemenangan di negaranya sendiri,kaos kesayangan yang bertuliskan 'I love Jesus' itu tidak pernah dilepasnya. Hal itu menginspirasi banyak pemain Brazil (bahkan pemain negara lain) melakukan hal yang sama.

Saat diwawancara oleh stasiun TV dan ditanya mengapa ia melakukan hal itu, ia berkata, "Saya ingin memperlihatkan dengan hidup dan kerja saya, apa yang telah Tuhan lakukan bagi saya, supaya orang lain dapat melihat apa yang Tuhan bisa lakukan dalam kehidupan mereka."

Permainannya yang cantik di Piala Dunia tidak luput dari perhatian sebuah klub raksasa di Italia, AC Milan. Tidak lama kemudian mereka meminta Kaka masuk dalam timnya sebagai pemain utama. Kaka pun pindah bergabung dengan AC Milan, masuk dalam liga Italia yang keras dan penuh bintang. Namun dalam musim pertamanya di Liga Italia seri A, ia langsung menyumbangkan gelar juara scudetto bagi AC Milan.

Dalam waktu singkat Kaka menjadi bintang dan pujaan banyak orang khususnya wanita, kegantengannya yang seperti seorang bintang film membuat ia selalu dikejar-kejar fans wanita, di manapun ia berada akan selalu ada jeritan gadis-gadis muda yang mengaguminya.

Namun cinta dan kesetiannya hanya pada Caroline Celico, kekasihnya yang jauh di Brazil. Walaupun kehidupan pemain sepakbola selalu dikeliling wanita-wanita cantik super model, atau pesta-pesta kemenangan, Kaka selalu menghindari semuanya itu. Ia bahkan tidak mau membawa Caroline tinggal dengannya di Italia sebelum pernikahan, seperti yang dilakukan para
pemain bola di liga-liga besar.

Tahun 2005, Kaka meminan g Caroline, dalam sebuah upacara perkawinan yang sangat sederhana, sangat berbeda dengan pernikahan selebritis lain yang super mewah. Dalam jumpa pers ia menyatakan bahwa ia masih perjaka dan Caroline masih perawan.

"Itu adalah periode yang penting, sebuah ujian untuk cinta kami berdua. Saya seorang pria normal dan pasti tergoda untuk melakukan hubungan sebelum pernikahan, tapi saya bisa melewatinya. Malam pertama kami juga ditandai darah keperawanan, sebagai tanda cinta suci kami."

Walaupun sebuah isu pindah agama sempat menerpanya di akhir tahun 2006,namun Kaka membuktikan pada mata dunia, bahwa ia adalah murid Kristus sejati dalam final liga Champion Mei 2007. Menjadi pahlawan kemenangan melawan Liverpool, Kaka langsung merayakan golnya dengan membuka kaosnya dan menunjukan tulisan "I belong to Jesus" kemudian berlutut
berdoa bersyukur di tengah lapangan. Teman-temannya yang lain turut merayakannya, tapi mereka mengerti dan tidak mengganggu Kaka yang sedang berdoa. Peristiwa ini ditonton jutaan pemirsa yang menyaksikan final Liga Champion 2007.

Bagi Kaka beserta seluruh pemain dan pendukung AC Milan, kemenangan ini merupakan mujizat. Tidak ada yang menyangka AC Milan akan menang, di tengah kepungan 3 raksasa Inggris yang diunggulkan yaitu Manchester United, Chelsea dan Liverpool.

Kaka menjadi Top Scorer dalam Liga Champion, pertarungan liga paling bergengsi dan tertingg di seluruh dunia. Membuatnya dinobatkan sebagai raja oleh para media Italia, dan pantas dinobatkan sebagai pemain terbaik di dunia. Klub-klub kaya seperti Real Madrid diberitakan telah mengajukan penawaran sebesar 100 juta euro (1 trilyun rupiah lebih) jauh memecahkan rekor pemain termahal saat ini.

Do you belong to Jesus???

Senin, November 12, 2007

Bersyukur


"Ada masalah apa, Ma?" tanya anak laki-laki berusia tigatahun itu dengan sungguh-sungguh. Kimberly Fast baru saja menerima beberapa berita yang kurang menyenangkan. Ia merasa sedih dan anaknya merasakan hal ini pula. Setelah ragu-ragu sejenak, anaknya yang masih kecil itu berkata, "Tidak apa-apa, Ma. Engkau masih memiliki saya!" Belakangan Kimberly berkomentar, "Keyakinannya membuat saya menangis saat saya mengingat betapa beruntungnya saya. Saya memiliki keluarga yang sehat dan penuh kasih, para sahabat yang penuh perhatian dan dukungan, gereja yang berpusatkan pada Kristus,makanan, pakaian, dan sebuah rumah yang hangat. Saya tidak hanya sekadar beruntung. Jika dibandingkan dengan kebanyakan orang lain, saya cukup makmur!"

Mengapa kita terus menerus berpikir tentang apa yang tidak kita miliki, dan bukannya apa yang telah kita miliki? Apa yang menyebabkan kita membiarkan sesuatu hal seperti perjalanan yang tertunda atau penghasilan yang menurun mempengaruhi kita sedemikian dalam? Ketika seorang wanita dan suaminya kehilangan kesempatan untuk membeli sebuah rumah tertentu, saya mendengar istrinya berkomentar, "Hal itu menghancurkan seluruh hidup saya!" Apakah semua yang ada di dunia ini benar-benar sangat penting? Jika kita tergoda untuk merasa seperti itu, kita perlu mengingat bacaan Alkitab kita hari ini.

Daripada membiarkan hidup kita menderita karena kehilangan pendapatan dan kesempatan misalnya, lebih baik kita memeriksa hati kita dan memohon kepada Tuhan untuk mengajar kita bersyukur. Maka kita dapat benar-benar bersukacita dalam segala hal yang telah Dia sediakan dan merasa cukup

Berkorban Karena Kasih

Di sebuah kerajaan Inggris pada abad pertengahan hiduplah seorang pelayan yang bekerja pada sebuah keluarga bangsawan Inggris di daerah yang sangat terpencil dan terasing. Pelayan ini bernama John. Ia bekerja dengan tulus hati melayani keluarga bangsawan itu. Perilaku keluarga bangsawan itu sangat kasar kepada setiap orang. Tidak ada warga desa di sekitar yang merasa senang bertemu dengan keluarga bangsawan itu. Selalu saja ada makian, tipu muslihat dan tindakan kasar yang diterima oleh warga desa karena keegoisan dan kesombongan keluarga bangsawan itu. John telah bekerja sebagai pelayan di rumah bangsawan itu semenjak ia masih berumur 10 tahun. Sekarang umurnya telah menginjak 38 tahun. Selama itu pula ia selalu mendapat perlakuan kasar dari majikannya. Walaupun ia diperlakukan semena-mena, ia tetap bekerja dan melayani mereka dengan tulus. Tidak ada rasa benci di benaknya, ia justru merasa lebih mengasihi majikannya karena ia merasa kasihan melihat perilaku majikannya. Sudah banyak bekas luka yang terukir di tubuhnya akibat perlakuan kasar majikannya. Hampir setiap hari ia menerima perlakuan kasar, entah itu dicambuk, ditendang, atau dipukul dengan besi membara. Sudah banyak luka yang membekas di sekujur tubuhnya, tetapi tidak satupun luka yang membekas di hatinya. Di dalam hati kecilnya ia selalu berharap bisa melihat semua keluarga majikannya bertobat dan mengubah perilaku mereka yang semena-mena dan tidak memikirkan orang lain. Ia selalu berdoa untuk pertobatan keluarga majikannya.

Pada suatu ketika datanglah sekelompok pasukan berkuda yang bersenjatakan lengkap mengepung kastil tempat keluarga bangsawan itu tinggal. Komandan dari pasukan berkuda itu adalah Sir Iblisious. Sir Iblisious terkenal akan kebringasannya dalam membantai keluarga bangsawan di kerajaan Inggris pada masa itu. Bangsawan itu dengan ketakutan segera menyelamatkan dirinya dan keluarganya ke sebuah ruangan bawah tanah rahasia yang terletak di bawah kastil itu. John yang melihat kejadian itu segera membantu keluarga majikannya menyelamatkan diri. Setelah membantu keluarga bangsawan itu, ia segera meninggalkan mereka dan menutup pintu rahasianya. Keluarga bangsawan itu mencemooh John yang mereka anggap bodoh tidak ikut bersembunyi seperti mereka. John sadar ketika itu bahwa Sir Iblisious akan meruntuhkan kastil itu kalau ia tidak berhasil menemukan bangsawan itu. Kalau hal itu terjadi maka pintu rahasia tempat persembunyian akan ketahuan. Karena kasihnya yang tulus kepada keluarga majikannya, ia pergi menyelinap ke kamar majikannya, lalu mengganti pakaiannya dengan pakaian majikannya dan menyamar seolah-olah ia adalah bangsawan yang dicari oleh Sir Iblisious.

Ia keluar dari tempat persembunyiannya dengan pakaian ala bangsawan. Dengan segera ia ditangkap dan disiksa oleh pasukan Sir Iblisious dengan ganas dan beringas. Teriakannya menggema di atap-atap kastil. Cambukan, sayatan pedang, pukulan, dan penyiksaan yang diterimanya mengalunkan nada kesakitan menyayat hati yang merambat di setiap batu yang menyusun kastil itu. Hawa kematian sangat terasa di kastil itu. Keluarga bangsawan yang bersembunyi di bawah kastil itu berpikir bahwa itu adalah akibat kebodohan pelayannya itu.

Ketika John sudah menghembuskan nafasnya yg terakhir, Sir Iblisious beserta pasukannya meninggalkan kastil itu dengan rasa puas. Ketika keluarga bangsawan itu merasa bahwa keadaan sudah aman, mereka keluar dari tempat persembunyian mereka seperti seorang pengecut. Ketika mereka melihat apa yang telah terjadi dengan pelayannya yang setia, mereka melihat penderitaan yang amat sangat sadis sekali, tetapi ia melihat sebuah senyum terukir di muka John yang sudah tidak berbentuk.

Saat itu mereka menyadari bahwa pelayannya yang setia sudah menggantikan posisi mereka. Mereka merasakan bahwa senyuman itu banyak menceritakan rasa tulus dan kemenangan John di atas pengorbanannya. Senyuman itu menampakkan kepuasan John bahwa ia telah menyelamatkan majikan yg ia kasihi. Senyuman itu mengungkapkan kasih yang tak terbayarkan.

Yesus yang rela menderita dan mati di kayu salib bagi

manusia telah memenangkan kita atas dosa-

dosa kita. Apa yang berani kamu bayar untuk kasihnya itu?

Boni

Boni, anjing milik Pak Bob, tetangga saya. Lucu dan jinak dia. Bulunya putih dengan totol-totol coklat di seputar lehernya. Tetapi kalau ada orang asing Boni akan ribut menggonggong. Suatu kali boni sakit. Oleh pak bob dibawa ke dokter hewan. Pak Dokter memberi sejenis obat cair berwarna hitam, kental dan agak berbau amis. Sehari tiga kali harus diminum Boni. Sore itu saya mendengar Boni mengaing-ngaing. Saya melongok dari jendela. Tampak Pak Bob sedang berusaha keras memberi Boni obat. Boni meronta-ronta. Pak Bob menjepit tubuh Boni dengan kedua kakinya. Tangan kanan berusaha membuka mulut boni. Tangan kiri memegang obat. Obat itu tumpah. Pak Bob jengkel. Boni disepaknya. Boni berlari menjauh. Sekitar setengah jam kemudian, saya lihat Boni sedang menjilat-jilat tumpahan obat itu. Asyik sekali dia. Dalam sekejap tumpahan obat itu ludes. Jelaslah, Boni bukan menolak obatnya. Yang dia tolak adalah cara Pak Bob memberinya obat. Cara menyampaikan sesuatu, memang tidak kalah pentingnya dari sesuatu yang akan disampaikan. Tidakkah begitu?

Jagung yang baik

Seorang wartawan mewawancari seorang petani untuk mengetahui rahasia di balik buah jagungnya yang selama bertahun-tahun selalu berhasil memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian। Petani itu mengaku ia sama sekali tidak mempunyai rahasia khusus karena ia selalu membagi-bagikan bibit jagung terbaiknya pada tetangga-tetangga di sekitar perkebunannya। "Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik itu pada tetangga-tetangga anda? Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap tahunnya?" tanya sang wartawan. "Tak tahukah anda?," jawab petani itu. "Bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain. Bila tanaman jagung tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang saya juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Bila saya ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus menolong tetangga saya mendapatkan jagung yang baik pula." Hikmah: Begitu pula dengan hidup kita. Mereka yang ingin meraih keberhasilan harus menolong tetangganya menjadi berhasil pula. Mereka yang menginginkan hidup dengan baik harus menolong tetangganya hidup dengan baik pula. Nilai dari hidup kita diukur dari kehidupan-kehidupan yang disentuhnya.

Selamat pagi…

Ketika kamu bangun tadi pagi, aku memandangmu, dan berharap kamu mau berbincang-bincang denganku, walaupun hanya beberapa patah kata, … menanyakan tentang pendapatku … atau berterimakasih untuk semua yang menyenangkan yang telah terjadi kemarin. Tapi aku maklum bahwa kamu terlalu sibuk, mencoba beberapa pakaian yang kira-kira cocok untuk dipakai. Pada saat kamu berjalan ke luar kost, aku mengira kamu akan berhenti sebentar dan menyapaku, tetapi kamu tetap terus berjalan… sepanjang hari kamu kuliah.

suatu ketika aku melihatmu berjalan pulang dari kampus dan ketika sudah sampai di kamarmu, kamu duduk di sebuah kursi dan menghela napas panjang sambil melepas sepatumu. Aku berharap kamu mau berbicara denganku, tetapi kamu malah mengambil hp-mu dan mengirimkan sms ke temanmu membicarakan gosip yang baru mengorbit. Aku memperhatikanmu sepanjang hari dengan sabar. Dengan semua aktivitasmu aku mengira kamu terlalu sibuk untuk sekedar mengatakan sesuatu kepadaku.

Aku menungguimu ketika kamu akan makan malam. Aku berharap kamu mau berbicara denganku sebentar sebelum kamu makan. Tetapi kamu tidak melakukannya. Ah… mungkin kamu terlalu lapar dan tidak sempat untuk berbicara denganku sebentar. Masih ada cukup waktu sebelum malam semakin larut, dan aku sangat berharap kamu mau berbicara denganku.

Setelah makan malam, kamu langsung menyalakan komputermu. Aku melihat tulisan “counter strike” di layar monitormu. Kamu terlihat asyik dengan komputermu, kamu tidak menyadari kehadiranku. Aku menunggumu dengan sabar. Setelah kamu puas dengan komputermu, lagi-lagi kamu belum mau menyapaku. Mengapa?? .. Kulihat malam sudah terlalu larut dan kulihat matamu sudah 5 watt (sudah ngantuk maksudnya), kamu langsung menghampiri kasurmu dan tertidur dengan pulasnya. Aku mengira kamu sudah terlalu lelah. Tidak apalah … aku akan terus bersabar, lebih dari yang kamu kira. Aku mencintai dan mengasihimu. Aku mau menjadi sahabatmu. Aku menunggumu selalu setiap waktu … berharap kamu punya sedikit waktu untuk menyapaku … dan berbicara denganku sebentar. Semoga harimu menyenangkan

Bagaimana Tuhan menyapa anda?

Begitu banyak kisah-kisah manusia yang sering dilupakan oleh orang. Namun, Tuhan akan selalu memegang anda setiap saat.